Anda tentu sepakat kalau bisnis properti merupakan bisnis yang menguntungkan. Bahkan sebagian besar orang berpendapat bisnis properti (jual beli tanah, rumah dan ruko) relatif mudah dibandingkan dengan bisnis lain. Namun demikian, ternyata praktek di lapangan tidak segampang itu. Banyak investor yang sudah menanamkan modalnya di properti tapi tidak mendapatkan keuntungan bahkan kerugian akibat lokasi properti yang tidak strategis, kena gusur pelebaran jalan/fasilitas umum lainnya atau karena legalitas (surat-surat tanahnya tidak jelas).
Banyak investor yang rugi di properti karena sesungguhnya mereka itu bukan investor. Mereka adalah spekulator yang membeli properti. Mereka membeli properti dengan harapan harganya akan naik 6 - 12 bulan ke depan. Mereka sering kali kurang teliti dalam menganalisa kondisi, lokasi serta legalitas properti yang dibelinya.
Sejatinya, bisnis properti ini sangat menguntungkan sekali bila kita tidak lagi menjadi spekulator properti. Karena itu, kita harus menjadi ahli di bidang properti. Sebagian besar para pebisnis properti/real estate adalah orang-orang yang sudah ahli dibidang properti ini. Mereka tidak membeli properti, tanah dan bangunan atas dasar spekulasi. Mereka membeli properti karena harganya dibawah pasar, lokasinya strategis, prospek ke depannya baik dan legalitasnya diyakini tidak ada masalah.
Kami, terutama owner Properti Dahsyat selama ini sudah belajar banyak tentang properti baik melalui pengamatan, maupun menjadikan bisnis properti ini sebagai bisnis sampingan sebelum Properti Dahsyat ini menjadi perusahaan profesional.
Kami memiliki banyak informasi tentang properti (tanah dan bangunan, baik rumah maupun ruko) yang memiliki harga dibawah pasar serta network yang cukup luas. Inilah modal awal kami untuk menjadikan Properti Dahsyat sebagai perusahaan yang profesional dan menguntungkan investor.
Bisnis Properti vs Waralaba/Franchise
Kami yakin bisnis properti ini lebih menguntungkan dan lebih aman daripada bisnis waralaba/franchise. Bila investor tidak bisa memilih pewaralaba yang sudah teruji, maka peluang untuk bangkrut di bisnis waralaba sangat besar. Apalagi, saat ini banyak sekali pewaralaba ‘jadi-jadian’ yang sebenarnya mereka belum layak disebut pewaralaba karena belum memenuhi syarat-syarat sebagai pewaralaba. Seperti usianya masih baru, bisnis belum menguntungkan, belum memiliki sistem yang baik serta mereknya belum dikenal luas oleh konsumen.
Dengan bisnis waralaba, uang investor sebagian besar akan digunakan untuk biaya investasi seperti membeli peralatan bisnis, sewa ruko, sampai operasional bisnis. Dengan demikian, apabila bisnis waralaba itu tidak berjalan, maka otomatis investor merugi dan uangnya tidak akan kembali alias habis.
Untuk suksesnya bisnis waralaba, investor tidak boleh berpangku tangan dan mengandalkan pewaralaba. Investor harus terlibat aktif mengurus bisnisnya. Selain itu, pada bisnis waralaba atau bisnis lainnya biasnya Return of Investment (ROI) atau tingkat pengembalian modal bisa mencapai 3 - 5 tahun.
Sekarang bandingkan dengan bisnis properti. Uang investor akan seluruhnya digunakan untuk membeli properti seperti tanah, bangunan rumah maupun ruko, ditambah sebagian kecil untuk merenovasi. Biaya lain atau biaya operasional sangat kecil. Kemungkinan kerugian pada bisnis ini sangat kecil karena uang investor minimal akan kembali modal dari hasil penjualan kembali propertinya. Dan kemungkinan ini sangat jarang terjadi karena biasanya harga tanah dan bangunan selalu naik setiap tahunnya.
Keuntungan bisnis properti tentu lebih baik dibandingkan dengan bisnis biasa atau bisnis waralaba. Bisnis ini juga tidak akan menyita waktu investor, karena tidak akan terlibat dalam kegiatan harian, day to day operasional.
Panduan Lengkap Bisnis Properti Bisnis Properti
Jasa Aristek Lengkap Jasa Arsitek
Sistem Informasi Properti Sistem Informasi Properti
Cari Rumah Berkwalitas Jawara Properti
0 komentar:
Posting Komentar